Seuntai Melati bagi Kartini Indonesia




Saat sekarang telah banyak perempuan Indonesia yang memiliki pendidikan tinggi, namun masih banyak generasi muda kita, baik itu laki – laki maupun perempuan yang sangat membutuhkan pendidikan demi kehidupan yang lebih baik.

Seuntai Melati bagi Kartini Indonesia, adalah sebuah bentuk penghargaan bagi perjuangan Kartini dalam meningkatkan pendidikan bagi rakyat Indonesia umumnya dan perempuan Indonesia khususnya. Acara ini diadakan di Griya Jenggala, sebuah Guest House yang beralamat di Jl. Jenggala I No. 2 Jakarta Selatan, pada tangal 21 April 2009. Para undangan mulai memenuhi ruangan sejak pukul 19.00 wib.

Arifin Panigoro bersama undangan



Suasana konser

Pendidikan musik adalah salah satu yang penting bagi perkembangan bangsa ini, karena dengan musik, kita bisa menjadi sosok yang lembut dan peka.
Untuk itu saya dan Ananda Sukarlan, Pia Alisjahbana, BS. Kusmuljono, dan Chendra Panatan mendirikan Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI). Yayasan ini membantu generasi muda Indonesia yang berbakat dalam bidang musik. Dalam acara ini, saya memperkenalkan Yayasan Musik Sastra Indonesia kepada teman – teman yang juga sangat peduli pada pendidikan generasi muda Indonesia.
Malam itu hadir, Djitron Korion Pah, putra pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, ia menampilkan permainan sasando dengan 32 senar, alat musik petik tradisional NTT dengan sangat memukau. Djitron, begitu biasa ia dipanggil adalah penerima beasiswa kedua dari Yayasan Musik Sastra Indonesia, setelah Inge Buniardi, siswi Indonesia yang menempuh pendidikan musik (Piano) di Belanda.
Dedi dan Hilmi Panigoro mengagumi permainan Sasando
Yayasan Musik Sastra Indonesia juga menerima bantuan atau sumbangan alat musik baru maupun bekas, agar dapat digunakan oleh anak muda atau kelompok yang membutuhkannya.
Bila Anda berminat untuk membantu generasi muda Indonesia, dapat menghubungi Yayasan Musik Sastra Indonesia dengan Sdri. Indri Hapsari di No. Telp 021-7821671, email info.ymsi@yahoo.com. YMSI berlokasi di Gedung Medco, Jl. Ampera Raya No. 20, Jakarta Selatan.

Para artis bersama guru mereka Ny. Chatarina A. Leimena
Selain itu, acara juga dimeriahkan oleh Christine Theodosia Lubis, Sri Muji Rakhmawati, keduanya adalah penyanyi soprano muda berprestasi. Ada juga Imanuel Bimo, seorang tenor, yang turut memeriahkan acara. Vokal apik dari mereka bertiga diiringi oleh Aditya Pradana Setiadi pada piano. Mereka menampilkan program berikut :
· Seriosa Indonesia
o Do’a (Binsar Sitompoel)
o Gadis Bernyanyi di Cerah Hari (Mochtar Embut)
o Srikandi (Mochtar Embut)
o Lukisan Tanah Air (Yongky Djauhari)
o Wanita (Ismail Marzuki)
o Melati di Tapal Batas (Ismail Marzuki)
o Embun (GRW Sinsoe)
o Pesan Kartini (Ibenzani Usman)
o Puisi Rumah Bambu (FX Soetopo)
o Bukit Kemenangan (Yongki Djauhari)
o Rangkaian Melati (R Maladi)
o Cita Ria (Ismail Marzuki)


Menikmati saat rehat
· Petikan Opera
o Non Piangere, Liu! (Turandot-Giacomo Puccini)
o Vissi d’arte (Tosca-Giacomo Puccini)
o O mio babbino caro (Gianni Schicchi-Giocomo Puccini)
o Ebben ne andro lontana (La Wally-Alfredo Catalani)
o Flower’s Duet (Lakme-Leo Delibes)
o Trio (Norma-Vicenzo Bellini)


Menyanyikan lagu "Syukur"

Christine Theodosia Lubis, mulai mengenal musik sejak berusia 5 tahun dari ibunya R. Hutauruk. Kecintaannya terhadap musik terus berkembang hingga kini dan telah menjadi instruktur vokal di Pusat Pendidikan Musik Vokal Jakarta (PPMVJ) Gita Svara dan solis pada Susvara Opera Company, dibawah asuhan Ibu Catharina W. Leimena.
Sri Muji Rakhmawati, lulusan Ilmu Psikologi dari Universitas Atmajaya dan master dari Universitas Indonesia. Dalam kegiatan bernyanyi Wati, demikian nama kecilnya telah dimulai saat berusia 3 tahun. Ia banyak memperoleh penghargaan, diantaranya Award for Outstanding Performance, Award for Inspiring Performance, Award for Solfegio dan Award for Vocal Bravura.

Wati, Bimo dan Christine
Imanuel Bimo, telah memegang peranan penting di usia belianya, ia adalah konduktor Canisius Wind Ensemble, orkes musik milik SMP dan SMA Kolese Kanisius. Sekarang Bimo masih aktif sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi di Universitas Indonesia. Bimo bersama Susvara Opera Company pernah menampilkan Opera La Boheme karya Puccini di Gedung Kesenian Jakarta. Ia berperan sebagai Schaunard.
Aditya Pradana Setiadi, adalah pianis yang telah banyak mengikuti master class dari pianis dunia seperti Prof. Luciano Bellini, Patrick Zygmanowski, Vaughan Schlepp, Sonja van Lier dand Cicilia Indah Yudha. Adit pernah juga tampil di depan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, presiden Republik Indonesia dan berpartisipasi dalam acara UNESCO "International Poetry Day". Penghargaan yang pernah diterimanya anatara lain YPM Artis Award, YPM Gold Medal, Award for Most Outstanding Performance, Anugerah FISIP UI Award 2006 & 2008 dan Award Musicademia 2008 dari Sampoerna Foundation.


Ibu Arifin Panigoro memberikan karangan bunga kepada pianis Aditya Pradana Setiadi
Prestasi dan tampilan bakat mereka yang sangat menjanjikan kembali menyentak kesadaran bahwa Indonesia memiliki begitu banyak generasi muda berbakat. Mari bersama mewujudkan cita-cita mereka. Masa depan cerah bagi Indonesia.


Para srikandi penyelenggara acara

1 comment :

Unknown said...

Bapak Dedi Panigoro yth,
Perkenalkan saya Poppy Arifin dari Jakarta International Community Choir (www.jicc-choir.com) paduan suara beranggotakan orang-orang dari berbagai kebangsaan di bawah pimpinan Ivonne Atmojo (www.ivonneatmojo.com).
Pada saat ini kami sedang kesulitan mencari tempat latihan dan saya mendengar tentang Wisma Jenggala ini .Dengan email ini saya ingin menanyakan kepada Bapak apakah kami bisa memakai Wisma Jenggala sebagai tempat latihan paduan suara kami untuk tiap hari Senin pukul 19.30-21.00. Besar harapan kami Bapak akan mengijinkannya.

Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih.


Rgds,
POPPY
0813-10473775

PS : Saya pernah bertemu Bpk pada konser Ananda Sukarlan tahun lalu. Saya adalah keponakan dari Oom Amir Pasaribu.